sumber: seindahcintaislam.blogspot.com
Manusia dilahirkan dengan hati yang bersih, dimana setiap insan ditakdirkan sesuai dengan garis kehidupannya masing-masing. Salah satu rahasia hidup terbesar manusia adalah jodoh. Mengkaitkan jodoh dengan takdir tidak melulu berbicara tentang pasangan hidup saja meskipun hal tersebut menjadi salah satu poin utamanya. Kita ditakdirkan untuk bertemu dengan siapapun di dunia ini, namun siapa yang kita perbolehkan untuk bertemu? Kita tidak mungkin mengenal seluruh manusia di bumi ini, pasti hanya segelintir dari bermilyaran manusia yang tersebar di seluruh dunia. Itulah jodoh, yang akhirnya mempertemukan kita dengan rasa cinta dan kasih sayang terhadap sesama.
A. Pengertian
cinta kasih
Menurut
kamus bahasa indonesia W.J.S Poerwa Darminta. Cinta adalah rasa sangat suka
atau rasa sayang ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan,
kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas
kasihan. Maka, pengertian cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih
memperkuat rasa cinta kepada sesorang. Dan, cinta kasih bisa juga diartikan
sebagai perasaan suka atau sayang kepada seseorang dan juga disertai dengan
menaruh belas kasih.
Cinta
bisa dibina secara baik apabila ada 4 unsur, yaitu :
· Pengasuhan
· Tanggung
jawab
· Perhatian
· pengenalan
menurut Dr. Sarlito W. Sarwono juga mengemukakan
pendapat bahwa cinta juga memiliki 3 unsur, yaitu :
· ketertarikan adalah
adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau
pergi dengan orang lain kecuali dengan dia, ada uang sedikit beli hadiah untuk
dia.
· Keintiman adanya
kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah
tidak ada jarak lagi panggilan formal seperti bapak, ibu saudara
digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan sayang dan sebagainya.makan
sepiring berdua.
· Kemesraan adalah adanya
rasa ingin membelai dan dibelai, rasa kangen rindu kalo jauh atau lama tak
bertemu, adanya ungkapan ungkapan rasa sayang dan seterusnya.
Berdasarkan “Triangular Theory of Love” disebutkan
beberapa bentuk-bentuk (wajah) cinta, yaitu :
1. Menyukai
(liking) atau pertemanan karib (friendship), yang cuma memiliki elemen
intimacy. Dalam jenis ini, seseorang merasakan keterikatan, kehangatan, dan
kedekatan dengan orang lain tanpa adanya perasaan gairah/nafsu yang menggebu
atau komitmen jangka panjang.
2. Tergila-gila
(infatuation) atau pengidolaan (limerence), hanya memiliki elemen passion.
Jenis ini disebut juga Infatuated Love, seringkali orang menggambarkannya
sebagai “cinta pada pandangan pertama”. Tanpa adanya elemen intimacy dan
commitment, cinta jenis ini mudah berlalu.
3. Cinta
hampa (empty love), dengan elemen tunggal commitment di dalamnya. Seringkali
cinta yang kuat bisa berubah menjadi empty love, yang tertinggal hanyalah
commitment tanpa adanya intimacy dan passion. Cinta jenis ini banyak dijumpai
pada kultur masyarakat yang terbiasa dengan perjodohan atau pernikahan yang
telah diatur (Era Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih?)
4. Cinta
romantis (romantic love). Cinta jenis ini memiliki ikatan emosi dan fisik yang
kuat (intimacy) melalui dorongan passion.
5. Cinta
persahabatan sejati (companionate love). Didapatkan pada hubungan yang telah
kehilangan passion tetapi masih memiliki perhatian dan intimacy yang dalam
serta commitment. Bentuk cinta seperti ini biasanya terjadi antar sahabat yang
berlawanan jenis.
6. Cinta
semu (fatuous love), bercirikan adanya masa pacaran dan pernikahan yang sangat
bergelora dan meledak-ledak (digambarkan “seperti angin puyuh”), commitment
terjadi terutama karena dilandasi oleh passion, tanpa adanya pengaruh intimacy
sebagai penyeimbang.
7. Cinta
sempurna (consummate love), adalah bentuk yang paling lengkap dari cinta.
Bentuk cinta ini merupakan jenis hubungan yang paling ideal, banyak orang
berjuang untuk mendapatkan, tetapi hanya sedikit yang bisa memperolehnya.
Sternberg mengingatkan bahwa memelihara dan mempertahankan cinta jenis ini jauh
lebih sulit daripada ketika meraihnya. Sternberg menekankan pentingnya
menerjemahkan elemen-elemen cinta ke dalam tindakan (action). “Tanpa ekspresi,
bahkan cinta yang paling besar pun bisa mati” kata Sternberg.
Non Love, adalah suatu hubungan yang tidak terdapat
satupun dari ketiga unsur tersebut. hanya ada interaksi namun tidak ada gairah,
komitmen, ataupun rasa suka.
B. cinta
menurut ajaran agama
Kata cinta dalam Al Qur’an disebut Hubb (mahabbah) dan Wudda (mawaddah), keduanya memiliki erti yang sama yaitu menyukai, senang, menyayangi.Sebagaimana dalam surah Ali Imram (14) :
“Dijadikan
indah dalam pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (syurga).” Dalam ayat ini
Hubb adalah suatu naluri yang dimiliki setiap manusia tanpa kecuali baik
manusia beriman maupun manusia durjana.
Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai’an katsura dzikruhu),kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga,
ciri dari cinta sejati ada tiga :
(1)
lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain.
(2)
lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain.
(3)
lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemahuan orang lain atau
diri sendiri.
Didalam
Al- Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
1.
Cinta Mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “menyayangi”. Orang
yang memiliki cinta jenis Mawaddah, mahunya selalu berduaan, enggan berpisah
dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan
hampir tak biasa berfikiran lain.
2.
Cinta Rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap
berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis Rahmah ini
lebih memperhatikan orang yang dicintainya disbanding terhadap diri sendiri.
Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meskipun untuk itu ia
harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan
kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta Rahmah adalah cinta antara orang
yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan
sebaliknya. Dari itu maka dalam Al- Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al
arham, yakni
orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologi kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim.
Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi ertinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta Mawaddah dan Rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin,dunia akhirat.
3.
Cinta Mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga
tidak menpedulikan hal-hal lain, cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis
Mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika
sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung
mengabaikan kepada yang lama.
4.
Cinta Syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, kerinduan dan
memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba)
biasanya seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tidak menyedari apa
yang dilakukan. Al- Qur’an menggunakan terma Syaghaf ketika mengkisahkan
bagaimana cintanya Zulaikha, isteri pembesar Mesir kepada Nabi Yusuf.
5.
Cinta Ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma
kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tegas membangunkannya
untuk solat, membelanya meskipun salah. Al- Qur’an menyebut terma ini ketika
mengingatkan agar janganlah cinta Ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan
hukum Allah, dalam hal ini khusus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
“Perempuan
yang berzina dan lelaki yang berzina, hendaklah kamu sebat tiap-tiap seorang
dari keduanya seratus kali sebat; dan janganlah kamu dipengaruhi oleh perasaan
belas kasihan terhadap keduanya dalam menjalankan hukum ugama Allah, jika benar
kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat; dan hendaklah disaksikan hukuman
siksa yang dikenakan kepada mereka itu oleh sekumpulan dari orang-orang yang
beriman”.
6.
Cinta Shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa
sanggup mengelak. Al- Qur’an menyebut terma ni ketika mengkisahkan bagaimana
Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaikha yang setiap hari
menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan
Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna
ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33).
Yusuf
(merayu kehadrat Allah Taala dengan) berkata: “Wahai Tuhanku! Aku lebih suka
kepada penjara dari apa yang perempuan-perempuan itu ajak aku kepadanya. Dan
jika Engkau tidak menjauhkan daripadaku tipu daya mereka, mungkin aku akan
cenderung kepada mereka, dan aku menjadi dari orang-orang yang tidak
mengamalkan ilmunya”.
7.
Cinta Syauq (rindu). Terma ini bukan dari Al -Qur’an tetapi dari hadis yang
menafsirkan Al_Qur’an. Dalam surah Al `Ankabut ayat 5 dikatakan : “bahawa
barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba”. Kalimat kerinduan
ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa
as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon
dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk
berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al
Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada
sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya
berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa iltihab naruha fi qalb
al muhibbi.
8.
Cinta Kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada
hal-hal yang positif meskipun sulit, seperti orang tua yang menyuruh
anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta
ini disebut A-l Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang
kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha
(Q/2:286).
Allah
tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya. Ia mendapat
pahala kebaikan yang diusahakannya, dan ia juga menanggung dosa kejahatan yang
diusahakannya. (Mereka berdoa dengan berkata): “Wahai Tuhan kami! Janganlah
Engkau mengirakan kami salah jika kami lupa atau kami tersalah. Wahai Tuhan
kami ! Janganlah Engkau bebankan kepada kami bebanan yang berat sebagaimana
yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu daripada kami.
Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak
terdaya memikulnya. Dan maafkanlah kesalahan kami, serta ampunkanlah dosa kami,
dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah Penolong kami; oleh itu, tolonglah
kami untuk mencapai kemenangan terhadap kaum-kaum yang kafir”.
Jika
kita melihat kepada sejumlah kitab tafsir, maka akan ditemukan begitu banyak
pendapat para ulama tentang Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah (QS
Ar-Rum: 21).
Dan
di antara tanda-tanda yang membuktikan kekuasaannya dan rahmatNya, bahawa Ia
menciptakan untuk kamu (wahai kaum lelaki), isteri-isteri dari jenis kamu
sendiri, supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra dengannya, dan dijadikanNya
di antara kamu (suami isteri) perasaan kasih sayang dan belas kasihan.
Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi keterangan-keterangan (yang
menimbulkan kesedaran) bagi orang-orang yang berfikir.itulah tiga kondisi yang
Allah SWT tanamkan dalam hati setiap manusia normal sebagai salah satu tanda
dari kekuasaan-Nya. Pada umumnya, para ulama menafsirkan rahmah sebagai bentuk
kasih sayang yang wujudnya lebih dalam dari sekedar cinta. Ia terwujud dalam
sikap suami yang melindungi, mengayomi, dan tidak ingin isterinya mendapat
celaka dan gangguan.
Dengan
demikian, perasaan pertama yang muncul pada diri seorang suami pada isterinya
adalah sakinah (ketenangan) saat berada di sisinya. Kemudian ia melahirkan perasaan
cinta, dan pada tahap selanjutnya sikap kasih sayang. Sikap kasih sayang
inilah yang membuat suami isteri tetap akur dan harmonis sampai pada usia senja
meski dorongan syahwat dan cinta sudah melemah.
Adapun
para ulama berpendapat, bahwa cara untuk mendapatkan sakinah, mawaddah,
dan rahmat: Pertama,takwa kepada Allah baik dari
sebelum menikah, dalam proses menikah, terlebih lagi sesudah menikah. Kedua,memahami
rambu-rambu serta hak dan kewajiban suami isteri. Dan ketiga, berdoa
selalu kepada Allah agar diberi sakinah. mawaddah, dan rahmah tadi Ada juga
pendapat yang mengungkapkan tentang makna Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah:
Pertama, Sakinah (ketentraman). Ia
bermakna kecenderungan dan kecondongan hati. Artinya seorang lelaki (suami)
akan senang dan merasa tenteram jika berada di samping wanita (isterinya).
Kedua, Mawaddah (cinta). Menurut
Mujahid maknanya adalah jima (persetubuhan antara suami isteri). Namun, secara
umum maknanya adalah kecintaan suami kepada isterinya.
Ketiga, Rahmah (kasih sayang). Ada
yang menafsirkannya dengan kelahiran anak, sebagaimana bunyi firman Allah pada
surah Maryam ayat 2 dan 7, yang menyebutkan anak sebagai rahmat.
Wallahu
a’lam bish-shawab.
C. Kasih
sayang
Menurut kamus umum bahasa indonesia W.J.S
Purwodarmito kasih sayang diartikan dengan perasaan sayang atau cinta kepada
seseorang. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Kasih
sayang ada dua bentuk yaitu, kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih
sayang, Kasih sayang juga dasar komunikasi dari keluarga.
Kata kasih dan sayang itu mengandung pengertian
yang sangat luas. Dan yang pasti setiap insan manusia perlu tahu dan mengerti
apa makna kasih sayang yang
sebenarnya, sekaligus memilikinya di dalam sanubari. Seseorang akan terlanda
kekeringan jiwa jika hidup tanpa memiliki kasih maupun sayang. Apapun yang
terjadi, pasti dia akan selalu ingin cintai sekaligus mencintai orang lain.
Dari pertama kali lahir di dunia sampai ajal menjemput.
Yang dimaksud dengan kasih dan sayang di sini bukan sekadar hubungan cinta atau asmara antara seorang laki-laki dan perempuan saja. Namun lebih bersifat universal. Sehingga hal ini bisa terjadi terhadap sahabat, saudara, keluarga dan lain-lain. Dan yang perlu ditekankan adalah, bahwa kasih dan sayang yang tulus itu selalu punya sifat yang ikhlas dan lebih banyak memberi daripada menerima. Kepentingan diri sendiri sering dinomor duakan demi memberi kebahagiaan pada orang yang dikasih dan disayanginya.
Yang dimaksud dengan kasih dan sayang di sini bukan sekadar hubungan cinta atau asmara antara seorang laki-laki dan perempuan saja. Namun lebih bersifat universal. Sehingga hal ini bisa terjadi terhadap sahabat, saudara, keluarga dan lain-lain. Dan yang perlu ditekankan adalah, bahwa kasih dan sayang yang tulus itu selalu punya sifat yang ikhlas dan lebih banyak memberi daripada menerima. Kepentingan diri sendiri sering dinomor duakan demi memberi kebahagiaan pada orang yang dikasih dan disayanginya.
D. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang
artinya perasaan simpati yang akrab.kemesraan ialah hubungan yang akrab baik
antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah
tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang
mendalam.
E. Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta
manusia terhadap tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk ibadah. Kecintaan
manusia kepada tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini
karena pemujaan kepada tuhan adalah inti, makna kehidupan yang sebenarnya,
sebabnya tuhan lah yang menciptakan alam semesta.
Pemujaan manusia sebenarnya ingin berkomunikasi
dengan tuhannya. Manusia memhon ampunn perlindungan dll kepada tuhannya.
F. Belas Kasih
Belas
kasih (composian) adalah kebijakan satu dimana kapasitas emosional empati dan
simpati untuk penderitaan orang lain di anggap sebagai bagian dari cinta itu
sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme dasar
ke tertinggi prinsip-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian.
Adanya aspek belas kasih yang menganggap dimensi kuntitatif, seperti individu
belas kasih yang sering di beri milik kedalaman, kekuatan atau gairah. Lebih
kuat dari empati, merasakan umumnya menimbulkan aktif keinginan untuk
meringankan penderitaan orang lain. Hal ini sering, meskipun tidak pasti,
komponen kunci dalam apa yang memanifestasikan dalam konteks sosial. Dalam
etika istilah, berbagai ungkapkan bahwa usia yang disebut Golden Rule
mewujudkan oleh implikasi prinsip kasih sayang untuk orang lain apa yang anda
ingin mereka lakukan untuk anda.
G.
Cinta Kasih Erotis
Dalam
cinta kasih persaudaraan merupakan cinta kasih antar orang yang sama dan
sebanding. Sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadapa orang
lemah yang tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara keduanya tetapi
mempunyai kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak terbatas hanya
seorang saja. Berlawanan dengan 2jenis cinta kasih diatas adalah cinta kasih
erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan
seseorang lainnya.
Cinta
kasih erotis seringkali dicampur baurkan dengan pengalaman yang eksplosif
berupa jatuh cinta. Mulai dari pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba
atau sementara saja. Cinta kasih erotis adalah rasa cinta yang dipenuhi oleh
nafsu dan rasa ingin lebih memiliki lebih.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar