Rasa
sakit, dikhianati, disia-siakan dan sebagainya, bagi saya itu manusiawi.
Manusia memang kodratnya seperti itu. Ada kalanya sebuah rezeki datang kepada
kita, namun Allah tarik lagi rezeki tersebut. Kematian, kehilangan, kerusakan,
patah hati, sengsara dan dengan wujud lainnya yang Allah rahasiakan caranya.
Ketika sebuah kemudahan memperlancar rencana-rencana kita, namun Allah kembali
persulit kita dengan musibah lain. Ketika air mata bahagia mengalir begitu
deras membasahi pori-pori kulit wajah yang berseri, namun secara tiba-tiba
semuanya berganti menjadi tangis yang menderu-deru.
Hidup
itu tidak ada yang datar. Buat apa warna diciptakan? Buat apa bumi dibuat
menyerupai bola? Buat apa pria dan wanita diciptakan? Tidak ada jawaban lain
kecuali, cobaan.
sumber: www.lintas.me |
Sebenarnya
bukan karena keberuntungan, tetapi Allah memang memberimu izin untuk memperoleh
kesempatan itu. Kalau Allah tak izinkanmu pun, toh memang belum rezeki kita.
Tetapi kita harus ingat, “kan masih banyak universitas lain di luar sana”.
Yang
indah di pandangan kita, belum tentu baik untuk kita. Allah telah menyediakan
sebuah kado terindah yang akan menjadi kejutan termanis di kemudian hari, meski
dengan metode paket patah hati beserta air mata dan penyesalan terlebih dahulu.
Bukan hanya kamu, juga bukan hanya saya, tapi kita semua. Saya yakin semua
manusia pasti mengalami titik bawah yang suram. Sekali lagi, itu kodrat.
Yuk,
kak, jangan terus-menerus larut dalam air asam yang ditabur garam. Ayo, kita
sama-sama lawan rasa marah dan kesal kita dengan menerima segala yang telah
terjadi dan ubah segala kekecewaan itu menjadi introspeksi diri. Jadikan pula
motivasi dan pembelajaran diri agar peristiwa tersebut tak lagi terjadi di masa
yang akan datang. Yuk, kak, mulailah untuk enjoy di jalan yang saat ini sedang
kita tempuh. Kita tidak akan pernah tahu dimana letak garis finishnya jika kita
tidak mengejarnya.
Yuk,
kak, kita senyum bersama sambil menata masa depan yang lebih baik lagi. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar